FLPJatim.com,-“Beri aku 10 pemuda, akan kuguncang dunia!” begitu seru Bung Karno, presiden pertama RI yang terkenal sebagai singa podium, karena kehebatannya membakar semangat massa. Ujaran tersebut tidak mungkin muncul begitu saja. Kenyataannya, dalam barisan tokoh sejarah yang dikenang masyarakat sepanjang masa, tidak sedikit yang berusia muda. Terlebih dalam sejarah peradaban Islam. Di bawah ini adalah beberapa pemuda muslim yang paling dikenang dunia:
1.
Ali Ibnu Abi Thalib (601-661 M)
Ali bin Abi
Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Luay bin Kilab
Al-Qurasy dilahirkan di Makkah sepuluh tahun sebelum Nabi
Muhammad SAW diutus menjadi rasul. Sejak kecil Ali diasuh oleh Nabi Muhammad
saw. Nabi mencintainya sebagaimana mencintai putranya, dan menikahkannya dengan
putri kesayangan Nabi Muhammad saw, Fathimah, setahun setelah hijrah ke
Madinah.
Ali sangat
menonjol, baik pada kecakapannya dalam berpedang maupun kecerdasannya
menggunakan pena. Ali terkenal sebagai gerbang ilmu karena kedalaman pikiran
dan kebijaksanaannya. Ali adalah prajurit, atlet, ahli bahasa, oator, konsultan
hukum, hafidz al-Qur’an serta penyusun koleksi hadis
semasa Rasulullah masih hidup. Ali juga merupakan perintis tasawwuf sebagaimana
dirujuk para pengikut ordo sufi. Dukungan Ali terhadap Rasulullah diberikan
sejak awal dakwah Islam. Sejarah mencatat Ali bin Abi Thalib sebagai pemuda
yang pertama masuk Islam dari kalangan keluarga Nabi SAW, sekaligus
salah satu khulafa’ al rasyidun, para
pemimpin umat Islam yang mulia, sepeninggal Nabi SAW.
2.
Ibnu Sina (980-1037 M)
Namanya adalah
Abu Ali Al Husin bin Abdullah bin Sina. Sejarah menyebutnya sebagai Ibnu Sina
atau Avicenna, ilmuwan terbesar di bidang kedokteran selain Al Razi, serta
filsuf muslim yang pemikirannya paling berpengaruh di Barat. Karyanya
seluruhnya berjumlah kurang lebih 276, meliputi buku, surat, maupun
ensiklopedia. Untuk memperingati kebesaran namanya, gambar Ibnu Sina dipasang
di fakultas kedokteran Universitas Paris. Di Arab, Baghdad, Turki, Iran, dan
berbagai negara lainnya, hari kelahirannya dirayakan dengan berbagai konferensi
dan kegiatan ilmiah.
Ibnu Sina telah
hafal Al-Quran
pada uisa sepuluh tahun. Berbagai ilmu dipelajarinya, dari fikih, logika,
matematika, ilmu alam, serta teologi. Saat usianya dua puluh tahun, Ibnu Sina
fokus belajar kedokteran dan filsafat. Pada usia dua puluh dua tahun, Ibnu Sina
telah menjadi dokter terkemuka pada masanya. Karya monumentalnya adalah “Qanun fit Al-Thib” (The Canon of Medicine),
sebuah ensiklopedia pengobatan (pharmacopedia)
yang berisi satu juta kata. Selama Abad ke-15 dan Abad ke-16 karya tersebut
dicetak ulang sebanyak 35 kali dan menjadi rujukan kedokteran Eropa dan dunia
hingga abad ke-18. Ibnu Sina juga
merupakan perintis beberapa metode terapi penyembuhan seperti aromaterapi,
fitoterapi, psikoterapi, dan terapi pengobatan kanker.
3.
Sultan Muhammad II (1429-1481 M)
Dibesarkan
dalam kerajaan Turki Usmani, dinasti terkuat dan paling lama bertahan dalam
sejarah Islam, Muhammad II dididik menguasai
ilmu-ilmu agama dan Al Quran. Namun ketertarikannya yang paling mendalam adalah mengenai strategi
militer dan bahasa-bahasa asing. Pada saat remaja, Muhammad II telah diangkat
menjadi Gubernur Provinsi Amasya, sebagai persiapan untuk melanjutkan tahta
ayahnya. Dan pada usianya ke-duapuluh dua tahun, Muhammad II memulai
ekspedisinya untuk menaklukkan Konstantinopel.
Kota tua
tersebut sejak lama dipimpin oleh kekaisaran Romawi dan diramalkan Rasulullah
akan ditaklukkan oleh panglima Islam pada abad 7 Hijriah. Melalui strategi yang
matang dan penuh perjuangan, ramalan Rasulullah akan kemenangan Islam di
Konstantinopel dibuktikan Allah SWT pada 29 Mei 1453 M. Muhammad II dikenang
dunia dengan julukan Al Fatih (sang pembuka). Selama tiga puluh tahun masa
pemerintahannya, Sultan Muhammad Al Fatih
dianggap sebagai negarawan paling sukses dalam dunia Islam, dan
kepemimpinannnya mewakili periode paling gemilang.
4.
Ibnu Batutah
Muhammad bin Ahmad bin Jubayr,
dikenal dunia dengan nama Ibnu Batutah, adalah pemuda
dari Tangier berusia 21 tahun yang pertama kali memulai ekspedisi panjang
mengarungi dunia. Kisah perjalanannya ditulis dalam buku berjudul Al Rihlah. Ibnu Batuta melakukan
penjelajahannya satu abad lebih awal dibanding Marco Polo, petualang dan
pedagang terkenal dari Venesia.
Ibnu Batutah lahir dalam keluarga yang taat
beragama dan memiliki kecintaan untuk belajar ilmu fikih, teologi, sastra dan
syair Arab. Titik awal Ibnu Batutah adalah Makkah dan Madinah, guna beribadah haji
dan menziarahi makam Rasulullah SAW. Perjalanan
dari 2 tanah suci ini menggerakkannya lebih jauh menjelajahi samudera dan
daratan, untuk mentadaburi luasnya alam ciptaan Allah SWT.
Selama hampir 30
tahun, Ibnu Batutah menjelajahi
berbagai tempat mulai dari Afrika Utara, Afrika Barat, Eropa Selatan, Eropa
Timur, Timur Tengah, India, Asia Tengah, Asia Tenggara, dan Cina. Dalam perjalanannya, Ibnu Batutah juga sempat
terdampar di Samudera Pasai, kerajaan Islam pertama di Nusantara pada abad
ke-13 M, dan tinggal di bumi Serambi Makkah selama 15 hari.
Pengembaraannya mengelilingi dunia diperkirakan sejauh 73 ribu mil atau 117 ribu kilometer, melampaui capaian Christopher Columbus, Vasco da Gama, Magelhaen yang dianggap sukses mengitari Bumi 125 tahun setelah Ibnu Batutah, bahkan Marco Polo yang diagungkan Barat sebagai ekspedisi yang tak ada duanya di masa itu.
Luar biasa! Usia seharusnya tidak menjadi
sebuah masalah. Muda dan tua sama berpeluang. Namun jika seseorang membanggakan
kemudaannya, tiada yang lebih patut dibanggakan lebih dari idealisme, prestasi
dan ketaatannya kepada Allah SWT. []
Sumber:
Ø Gaudah, Muhammad Gharib, 147 Ilmuwan Terkemuka dalam
sejarah Islam, (Jakarta: Pustaka al Kautsar, 2012).
Ø
Hasan, Ibrahim Hasan. Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002)
Ø
Khan, Muhammad Mojlum. 100 Muslim PAling Berpengauh Sepanjang
Sejarah, terj. Wiyanto Suud dan Khairul Umam, (Bandung: Noura Book, 2012)
Ø
Mahmudunnasir, Syed. Islam Konsepsi dan Sejarahnya, terj.
Adang ‘Affandi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, cet.4 2005)
Tidak ada komentar