Menurut guru agama, organisasi itu tak ubahnya kumpulan
orang mukmin dalam hadis Bukhari-Muslim:
seperti bangunan yang
tiap \komponennya menopang satu sama
lain. Menurut guru bahasa, organisasi adalah sekumpulan aksara,
yang tanpa vocal tak bias bunyi,
dan jika konsonan saja akan mati.
Kata guru manajemen, organisasi itu kebersamaan dalam pepatah
Henry Ford: membangunnya adalah permulaan,
menjaganya adalah kemajuan,
dan bekerja sama di
dalamnya adalah keberhasilan.
Untuk mengawal organisasi
yang penuh dinamika,
menurut guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
proses yang wajib dilaksanakan,
tidak lain tidak bukan, adalah musyawarah.
Ini tepat seperti sila keempat Pancasila
yang disimbolkan dengan rantai
di dada burung garuda:
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Bapak-bapak bangsa kita pastinya adalah orang-orang
agamis. Sebabnya, anjuran bermusyawarah ini persis seperti kata Quran surat As
Syuraayat 38: Dan (bagi) orang-orang yang mematuhi seruan Tuhannya dan mendirikan
salat, sedang urusan mereka diputuskan dengan musyawarah antara mereka….
Nah, merujuk petuah tersebut, pengurus Forum
Lingkar Pena (FLP) Jawa Timur periode 2017-2019 kembali mengadakan Musyawarah Kerja
Wilayah (Mukerwil) pada Ahad, 27 Januari 2019. Mukerwil ini adalah
yang ketiga dalam perjalanan kerjaka binet
An-Nahl. Yang pertama diadakan
di Surabaya pada akhir Januari
2017, yang kedua di Blitar pada
5 Agustus 2017, dan kali ini di kota siwalan,
Tuban Bumi Wali.
Jam tujuh pagi,
rombongan dari segala penjuru telah sampai
di Sanggar Caraka (rumah membaca
yang dibangun dan dikelola oleh koordinator divisi Karya,
Hiday Nur). Setelah leyeh-leyeh sesaat lalu sarapan,
agenda dimulai dengan sesi curhat pengurus dan anggota
FLP Tuban kepada FLP
Jatim. Mumpung bertemu, tuan rumah
yang terdiri dari Mbak Lilik Umi’e Haris
(Penanggung Jawab sementara),
Bu Nur sholihah
(Divisi Kaderisasi),
Mbak Muthya Dee
Sa’dia (Divisi Karya), empat anggota baru
(Mbak Atin, Kakak Adriana, Mas Danang, dan MbakTitik),
disusul dengan Mbak Tyzha dari dvisi Humas,
menyampaikan uneg-uneg keorganisasian untuk direspon dengan motivasi dan
saran dari Babe Rafif, Umik Rita, Mbak Retno, Kak Teguh, Kak Saif,
Kak Hiday, dan Kak
Erna.
Dari divisi karya, direncanakan setidaknya ada tiga antologi
yang harus diterbitkan hingga akhir periode,
serta rencana strategis terkait meningkatkan kualitas maupun kuantitas karya anggota,
di antaranya melalui turnamen antar cabang.
Dari divisi Jarcab, bahasan tak luput dari bagaimana cara meningkatkan komunikasi antar cabang dan penguatan organisasi
di setiap cabang. Dari
Humas, agenda silaturahim kepenerbit atau tokoh kepenulisan agaknya harus dprioritaskan.
Dari divisi Danus, kerjasama dengan bidang
lain penting dilakukan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi kepengurusan.
Dari divisi kaderisasi,
penting ada pendataan anggota
yang telah bernomor registrasi,
sehingga migrasi anggota ke grup resmi menjadi salah satu solusi.
Alhamdulillah, musyawarah diakhiri pada jam
16.00 WIB, dilanjutkan dengan wisata like-Beijing ketaman Klenteng Kwan Sing
Bio yang disebut sebagai klenteng terbesar di Asia Tenggara dan satu-satunya klenteng
yang menghadap kelaut. Usai cuci mata,
rombongan meluncur pulang membawa amanah-amanah baru hasil musyawarah.
Semoga dimudahkan dalam eksekusinya hingga akhir kepengurusan.
Tak ada balasan bagi kebaikan selain kebaikan.
Terimakasih pengurus FLP
JawaTimur, terima pengurus dan anggota
FLP Tuban,
semoga selalu dalam naungan ridho
Allah dan keberkahan. Aamiin.. (Hiday-N)
Tidak ada komentar